BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mendaki Gunung merupakan salah satu kegiatan alam bebas yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa gerakan kepanduan HIZBUL WATHAN Universitas Muhammadiyah Makassar,kegiatan petualangan alam bebas di Hizbul Wathan (HW) tidak hanya dilakukan oleh para laki-laki (Ramanda) tetapi juga dilakukan oleh para perempuan (Ayunda),mendaki gunung merupakan kegiatan yang menantang yang memerlukan ketahanan fisik yang maksimal dan persiapan matang dlam melakukan pendakian
Tanggal 20 Juli 2012 pukul 16.30 para pendaki Hizbul Wathan Univ.muhammadiyah Makassar berangkat dengan menggunakan mobil angkutan umum menuju kampung lembanna,kampung terakhir yang berada di kaki gunung bawakaraeng,para pendaki yang berjumlah delapan orang ini terlebih dulu menginap di rumah Tata Rasyid karena untuk berangkat malam tidak memungkinkan karena angin kencang disertai hujan menghalangi,adapun tujuan lainnya adalah untuk menyesuaikan kondisi tubuh dengan cuaca setempat.
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Pada tanggal 26 Mei 2004, terjadi tragedi longsor di kaki Gunung Bawakaraeng, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong. Musibah longsor ini menewaskan 30 warga dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan. Eks wilayah longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke Bendungan Bilibili, bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi sumber air baku di Gowa dan Makassar. Lumpur juga mengalir masuk ke Sungai Jeneberang, sungai terbesar di Gowa yang membelah Sungguminasa ibukota Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
B. TUJUAN PENULISAN
untuk mengetahui karakter gunung bawakaraeng
dokumentasi kegiatan untuk pengenalan UKM pada Pesantren Mahasiswa Baru
sebagai laporan hasil perjalan yang dapat di gunakan sebagai acuan pada pendakian berikutnya,
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM
Ketinggian Gunung Bawakaraeng 2.830m d.p.l, dan berada pada posisi 119°56'40" BT dan 05°19'01" LS. dan suhu minimum adalah sekitar 17°C hingga maksimum 25°C. Hutan gunung ini didominasi oleh vegetasi hutan dataran rendah, hutan pengunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang banyak ditemui diantaranya Jenis pinus, anggrek, edelweis, paku-pakuan, pandan, cengkeh, santigi, rotan, lumut kerak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis fauna yang bisa ditemui antara lain, Anoa, babi hutan, burung pengisap madu, burung coklat paruh panjang dan lainnya. Gunung ini merupakan daerah tangkapan air untuk Kabupaten Gowa, Makassar dan Sinjai. Juga merupakan hulu sungai Jene' berang. Serta merupakan Kawasan Hutan Wisata. Gunung ini juga termasuk kedalam kawasan Hutan Lindung Lompobatang
sebagai gunung yang paling sering dikunjungi dan pada bulan - bulan di musim penghujan, kondisi cuaca di gunung ini menjadi sangat buruk dan sering terjadi badai. Waktu kunjungan terbaik biasanya di anjurkan pada bulan Mei - September, karena pada bulan tersebut cuaca lumayan baik dan pemandangan alam akan begitu terlihat indah. Gunung ini hanya berjarak 75 km dari Kota Makassar dan menjadikan gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.Rute PendakianSecara Geografis, Gunung Bawakaraeng terletak di Kabupaten Gowa, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembanna yang juga terletak di kabupaten Gowa. Dan jalur satunya adalah jalur Tassoso' yang terletak di Kabupaten Sinjai.JALUR LEMBANNA Lembanna terletak disebelah Utara Laut puncak Bawakaraeng. Daerah ini juga berada tepat dikaki gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 1.400m d.p.l, pada posisi koordinat 119°54'18" BT dan 05°15'15" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani.
B. WISATA ALAM
Ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung Bawakaraeng ini antar lain :
1. Air terjun di wilayah Tassoso' degnan tinggi 50 meter dan terletak pada ketinggian 1.470m d.p.l. Dapat dicapai dengan alan kaki dengan jarak tempuh 5 jam pulang pergi, selain air terjun terdapat juga beberapa goa.
2. Di wilayah Lembanna dijumpai juga sebuah air terjun dengan ketinggian 15 meter dan terletak pada ketinggian 1.514 mdpl dan dapat dicapai dengan jalan kaki. Memakan waktu tempuh sekitar 1 jam pulang pergi.
3. Air Terjun Malino
4. Air Terjun Takapala
5. Air Terjun Ketemu Jodoh
6. Taman Wisata Hutan Malino
BAB III
SISTEMATIKA PERJALANAN
Ulasan Perjalanan
16 Juli 2011
Para pendaki yang terdiri dari
- Rahmat Suatan NTA : 04.12.105.VII
- Abd.Samad Lahmuddin NTA :
- Mursalim NTA :
- Hasbulla NTA :
- Riswandi NTA :
- A.Taslin NTA :
- Juman NTA :
- Edy NTA :
Melakukan persiapan dan pengecekan kembali perlengkapan dan logistic yang akan dibawa setelah semuanya rampung kami berjalan dari sanggar bakti HW menuju gerbang Kampus Univ.Muhammadiyah Makassar untuk mengambil angkutan umum menuju Jl.Malino Sungguminasa untuk kemudian mengambil angkutan umum dengan tujuan lembanna (kampung terakhir di kaki gunung bawakaraeng,pukul 16.45 kami meninggalkan Jl.Malino dan sekitar pukul 21.00 kamipun tiba dilembanna tepatnya dirumah tata Rasyid,disini kami gunakan waktu untuk makna malam,berbincang dengan tata Rasyid dan Istirahat.
Waktu di alat komunikasi (HP) menunjukkan pukul 06.00 17 Juli 2012,angin masih kencang diikuti hujan mewarnai pagi di desa lembanna sambil menunggu cuaca membaik,kami gunakan untuk berbincang dan membasahi tenggorokan dengan kopi susu dan makanan ringan yang telah kami persiapkan.
08.00 kami putuskan untuk berangkat menuju pos satu,dalam perjalanan kami bertemu dengan pendaki lain dari KPA Sahara yang berjumlah enam orang,sekitar pukul 12.00 kami sampai di pos 5 untuk istirahat sambil memasak untuk makan siang,cuaca mulai tidak bersahabat dengan turunnya hujan dan angin kencang,pukul 13.10 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 6,dalam perjalanan salah satu anggota tim bernama abdul samad mengalami gangguan kesehatan namun tidak memutuskan niat untuk terus melanjutkan perjalanan,alat komunikasi(HP) mulai kami matikan untuk berjaga-jaga kalau lowbat,sekitar pukul 18.00 kami sampai di pos 8 dengan kondisi cuaca hujan dan angin kencang khas pegunungan,kamipun memutuskan untuk camp di pos 8 untuk memulihkan stamina sebagian anggota pendakian,dipos ini juga pendaki dari KPA SAHARA juga menginap
Sampai pagi hujan belum juga redah sementara kami semua mempunyai keinginan yang kuat untuk naik kepuncak,setelah menunggu hujan juga tidak menunjukkan redah kami berembuk untuk memutuskan apakah tetap menunggu sampai cuaca redah atau tetap naik ke puncak,kamipun sepakat untuk tetap melanjutkan hanya saja salah satu anggota bernama riswandi tidak sanggup lagi dan memutuskan untuk tinggal di tenda menunggu kami.pukul 09.15.18 Juli 2012 kami berangakt menuju pos 9 disini hujan dan angin kencang menyerang kami dari segala arah,berbekal pengalaman dan stamina yang masih normal kami tetap melanjutkan perjalanan dengan pelan dan hati-hati menuju pos 10 dan sekitar pukul 11.40 kami tiba di puncak Gn.Bawakaraeng dengan cuaca yang sangat ekstrim,dipuncak kami hanya sempat mengambil gambar selama 30 menit dan turun kembali menuju pos 8
***
Kami sampai di lembanna pada pukul 20.30 18 Juli 2012 dan kembali ke Makassar pada tanggal 19 Juli 2012.07.20 pagi…
(catatan ini masih kurang lengkap diakibatkan kondisi alam)
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
PENDAKIAN 1430 H BAWAKARAENG 2830 mdpl
Total Biaya yang kami keluarkan untuk Logistik 435.000 untuk 8 orang selama tiga malam 2 hari
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan
Gunung Bawakaraeng berdiri dengan ketinggian 2.830m d.p.l, dan berada pada posisi 119°56'40" BT dan 05°19'01" LS. dan suhu minimum adalah sekitar 17°C hingga maksimum 25°C.
B. Saran
1. Dalam melakukan pendakian agar kiranya harus lebih terencana, baik itu persiapan fisik, mental, peralatan dan sebaginya.
2. Agar di buatkan kerangka sistematika penulisan laporan, sehingga para anggota yang telah melakukan perjalanan / pendakian / ekpedisi dapat dengan mudah menyusun laporan secara sistematis.
Selanjutnya LAPORAN PERJALANAN GUNUNG LATIMOJONG
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mendaki Gunung merupakan salah satu kegiatan alam bebas yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa gerakan kepanduan HIZBUL WATHAN Universitas Muhammadiyah Makassar,kegiatan petualangan alam bebas di Hizbul Wathan (HW) tidak hanya dilakukan oleh para laki-laki (Ramanda) tetapi juga dilakukan oleh para perempuan (Ayunda),mendaki gunung merupakan kegiatan yang menantang yang memerlukan ketahanan fisik yang maksimal dan persiapan matang dlam melakukan pendakian
Tanggal 20 Juli 2012 pukul 16.30 para pendaki Hizbul Wathan Univ.muhammadiyah Makassar berangkat dengan menggunakan mobil angkutan umum menuju kampung lembanna,kampung terakhir yang berada di kaki gunung bawakaraeng,para pendaki yang berjumlah delapan orang ini terlebih dulu menginap di rumah Tata Rasyid karena untuk berangkat malam tidak memungkinkan karena angin kencang disertai hujan menghalangi,adapun tujuan lainnya adalah untuk menyesuaikan kondisi tubuh dengan cuaca setempat.
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Pada tanggal 26 Mei 2004, terjadi tragedi longsor di kaki Gunung Bawakaraeng, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong. Musibah longsor ini menewaskan 30 warga dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan. Eks wilayah longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke Bendungan Bilibili, bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi sumber air baku di Gowa dan Makassar. Lumpur juga mengalir masuk ke Sungai Jeneberang, sungai terbesar di Gowa yang membelah Sungguminasa ibukota Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
B. TUJUAN PENULISAN
untuk mengetahui karakter gunung bawakaraeng
dokumentasi kegiatan untuk pengenalan UKM pada Pesantren Mahasiswa Baru
sebagai laporan hasil perjalan yang dapat di gunakan sebagai acuan pada pendakian berikutnya,
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM
Ketinggian Gunung Bawakaraeng 2.830m d.p.l, dan berada pada posisi 119°56'40" BT dan 05°19'01" LS. dan suhu minimum adalah sekitar 17°C hingga maksimum 25°C. Hutan gunung ini didominasi oleh vegetasi hutan dataran rendah, hutan pengunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang banyak ditemui diantaranya Jenis pinus, anggrek, edelweis, paku-pakuan, pandan, cengkeh, santigi, rotan, lumut kerak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis fauna yang bisa ditemui antara lain, Anoa, babi hutan, burung pengisap madu, burung coklat paruh panjang dan lainnya. Gunung ini merupakan daerah tangkapan air untuk Kabupaten Gowa, Makassar dan Sinjai. Juga merupakan hulu sungai Jene' berang. Serta merupakan Kawasan Hutan Wisata. Gunung ini juga termasuk kedalam kawasan Hutan Lindung Lompobatang
sebagai gunung yang paling sering dikunjungi dan pada bulan - bulan di musim penghujan, kondisi cuaca di gunung ini menjadi sangat buruk dan sering terjadi badai. Waktu kunjungan terbaik biasanya di anjurkan pada bulan Mei - September, karena pada bulan tersebut cuaca lumayan baik dan pemandangan alam akan begitu terlihat indah. Gunung ini hanya berjarak 75 km dari Kota Makassar dan menjadikan gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.Rute PendakianSecara Geografis, Gunung Bawakaraeng terletak di Kabupaten Gowa, akan tetapi pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur Lembanna yang juga terletak di kabupaten Gowa. Dan jalur satunya adalah jalur Tassoso' yang terletak di Kabupaten Sinjai.JALUR LEMBANNA Lembanna terletak disebelah Utara Laut puncak Bawakaraeng. Daerah ini juga berada tepat dikaki gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 1.400m d.p.l, pada posisi koordinat 119°54'18" BT dan 05°15'15" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani.
B. WISATA ALAM
Ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung Bawakaraeng ini antar lain :
1. Air terjun di wilayah Tassoso' degnan tinggi 50 meter dan terletak pada ketinggian 1.470m d.p.l. Dapat dicapai dengan alan kaki dengan jarak tempuh 5 jam pulang pergi, selain air terjun terdapat juga beberapa goa.
2. Di wilayah Lembanna dijumpai juga sebuah air terjun dengan ketinggian 15 meter dan terletak pada ketinggian 1.514 mdpl dan dapat dicapai dengan jalan kaki. Memakan waktu tempuh sekitar 1 jam pulang pergi.
3. Air Terjun Malino
4. Air Terjun Takapala
5. Air Terjun Ketemu Jodoh
6. Taman Wisata Hutan Malino
BAB III
SISTEMATIKA PERJALANAN
Ulasan Perjalanan
16 Juli 2011
Para pendaki yang terdiri dari
- Rahmat Suatan NTA : 04.12.105.VII
- Abd.Samad Lahmuddin NTA :
- Mursalim NTA :
- Hasbulla NTA :
- Riswandi NTA :
- A.Taslin NTA :
- Juman NTA :
- Edy NTA :
Melakukan persiapan dan pengecekan kembali perlengkapan dan logistic yang akan dibawa setelah semuanya rampung kami berjalan dari sanggar bakti HW menuju gerbang Kampus Univ.Muhammadiyah Makassar untuk mengambil angkutan umum menuju Jl.Malino Sungguminasa untuk kemudian mengambil angkutan umum dengan tujuan lembanna (kampung terakhir di kaki gunung bawakaraeng,pukul 16.45 kami meninggalkan Jl.Malino dan sekitar pukul 21.00 kamipun tiba dilembanna tepatnya dirumah tata Rasyid,disini kami gunakan waktu untuk makna malam,berbincang dengan tata Rasyid dan Istirahat.
Waktu di alat komunikasi (HP) menunjukkan pukul 06.00 17 Juli 2012,angin masih kencang diikuti hujan mewarnai pagi di desa lembanna sambil menunggu cuaca membaik,kami gunakan untuk berbincang dan membasahi tenggorokan dengan kopi susu dan makanan ringan yang telah kami persiapkan.
08.00 kami putuskan untuk berangkat menuju pos satu,dalam perjalanan kami bertemu dengan pendaki lain dari KPA Sahara yang berjumlah enam orang,sekitar pukul 12.00 kami sampai di pos 5 untuk istirahat sambil memasak untuk makan siang,cuaca mulai tidak bersahabat dengan turunnya hujan dan angin kencang,pukul 13.10 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 6,dalam perjalanan salah satu anggota tim bernama abdul samad mengalami gangguan kesehatan namun tidak memutuskan niat untuk terus melanjutkan perjalanan,alat komunikasi(HP) mulai kami matikan untuk berjaga-jaga kalau lowbat,sekitar pukul 18.00 kami sampai di pos 8 dengan kondisi cuaca hujan dan angin kencang khas pegunungan,kamipun memutuskan untuk camp di pos 8 untuk memulihkan stamina sebagian anggota pendakian,dipos ini juga pendaki dari KPA SAHARA juga menginap
Sampai pagi hujan belum juga redah sementara kami semua mempunyai keinginan yang kuat untuk naik kepuncak,setelah menunggu hujan juga tidak menunjukkan redah kami berembuk untuk memutuskan apakah tetap menunggu sampai cuaca redah atau tetap naik ke puncak,kamipun sepakat untuk tetap melanjutkan hanya saja salah satu anggota bernama riswandi tidak sanggup lagi dan memutuskan untuk tinggal di tenda menunggu kami.pukul 09.15.18 Juli 2012 kami berangakt menuju pos 9 disini hujan dan angin kencang menyerang kami dari segala arah,berbekal pengalaman dan stamina yang masih normal kami tetap melanjutkan perjalanan dengan pelan dan hati-hati menuju pos 10 dan sekitar pukul 11.40 kami tiba di puncak Gn.Bawakaraeng dengan cuaca yang sangat ekstrim,dipuncak kami hanya sempat mengambil gambar selama 30 menit dan turun kembali menuju pos 8
***
Kami sampai di lembanna pada pukul 20.30 18 Juli 2012 dan kembali ke Makassar pada tanggal 19 Juli 2012.07.20 pagi…
(catatan ini masih kurang lengkap diakibatkan kondisi alam)
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
PENDAKIAN 1430 H BAWAKARAENG 2830 mdpl
Total Biaya yang kami keluarkan untuk Logistik 435.000 untuk 8 orang selama tiga malam 2 hari
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan
Gunung Bawakaraeng berdiri dengan ketinggian 2.830m d.p.l, dan berada pada posisi 119°56'40" BT dan 05°19'01" LS. dan suhu minimum adalah sekitar 17°C hingga maksimum 25°C.
B. Saran
1. Dalam melakukan pendakian agar kiranya harus lebih terencana, baik itu persiapan fisik, mental, peralatan dan sebaginya.
2. Agar di buatkan kerangka sistematika penulisan laporan, sehingga para anggota yang telah melakukan perjalanan / pendakian / ekpedisi dapat dengan mudah menyusun laporan secara sistematis.
Selanjutnya LAPORAN PERJALANAN GUNUNG LATIMOJONG
ConversionConversion EmoticonEmoticon