Berbagai cara ditempuh manusia untuk dapat menemukan kesadaran dan fitrahnya sebagai manusia, antara lain dengan jalan melakukan tirakat, laku tapa brata, berpuasa dan sebagainya.Berpuasa tidaklah hanya sekedar menahan lapar dan mengendalikan hawa nafsu belaka. Bagi yang mengerti, melalui puasa seseorang dapat mencapai sesuatu yang lebih mulia, yaitu meningkatkan ketaqwaannya.Contoh yang sederhana, saat kita berpuasa yg berarti kita mengurangi asupan makanan, akibatnya kegiatan metabolisme serta kegiatan2 lainnya dalam tubuh kita akan menurun. Pikiran kita menjadi tenang, lebih jernih. Ditambah lagi, saat berpuasa kita berusaha menekan rangsangan nafsu2 inderawi, sehingga pikiran dan bathin kita menjadi tenang dan tenteram.Apalagi kita sudah mengetahui, bahwa bila kemudian pikiran yang tenang ini lantas dibarengi dengan merileksasikan tubuh, maka kitapun dengan mudah akan bisa memasuki suasana hening dan khusuk ( Alpha/Theta state ) atau tahanut.Dalam keadaan inilah, sebenarnya kita akan dapat menemukan diri sejati atau fitrah kita sebagai manusia yang sebenar-benarnya.
Diri sejati atau fitrah kita sebagai manusia.
Manusia itu sebenarnya terdiri dari : Body, Mind & Soul.
Soul/Roh/Atma, yang terbentuk saat terjadinya konsepsi, adalah asal muasal manusia. diri sejati kita sebagai manusia, yang dibekali dengan segala kemampuan dan sifat keillahian, sehingga sampai-sampai manusia diberikan predikat sebagai :
- Sebagai mahluk yang dilahirkan sesuai dengan citra Tuhan.
- Sebagai Insan Kamil.
- Sebagai mahluk yang paling sempurna diantara mahluk ciptaan lainnya.
- Sebagai Khalifah.
Kita seharusnya menyadari dan mensyukuri dengan pemberian predikat2 tsb.
Kita terlahir sebagai khalifah, tentu artinya kita terlahir dengan membawa peran dan tugas (amanah) yang harus kita laksanakan selama hidup di dunia ini.
Agar peran sebagai khalifah dan amanah tsb dapat terlaksana dengan benar dan sempurna, maka Allah juga membekali setiap manusia dengan kemampuan, kecerdasan dan sifat2 keIllahian. Bekal karunia yang berupa kecerdasan spiritual inilah yang seharusnya kita gali dari dalam diri kita yang sejati.
Didalam kecerdasan spiritual tadi terkandung 4 kesadaran ( awareness ) :
- Kesadaran terhadap diri sendiri
- Kesadaran terhadap orang lain
- Kesadaran terhadap alam semesta
- Kesadaran terhadap Allah SWT.
Bila seseorang telah menemukan jati dirinya, berarti kesadarannya juga telah meluas dan dapat mewujudkannya dalam kepribadian serta segala tindakannya. Mereka dapat menyatu dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Mereka akan mengalami perubahan besar pada dirinya. Sebab mereka akan selalu menyadari bahwa apapun yang terjadi pada dirinya tidaklah terlepas dari makna pembelajaran kesadaran, agar tercapai peningkatan awareness dan spiritualitas kita. Kita harus belajar melalui banyak pendekatan yg berbeda, agar pemahaman dan kesadaran kita semakin sempurna.
Setiap tugas, pekerjaan, peran yang kita jalankan selalu menyimpan suatu rahasia hidup yang harus kita pelajari dan maknai dengan benar. Begitu pula kaitannya dengan peran dan tugas kekhalifahan kita, bilamana kita laksanakan dengan berbekal kecerdasan spiritual dan 4 kesadaran tadi, niscaya hidup ini akan terasa sangat mudah dan membahagiakan. Dan berkah ini tidak hanya kita sendiri yang merasakannya, namun banyak orang disekitar kita juga akan merasakan dan mendapatkan pencerahan serta manfaatnya.
Jadi bila kebetulan peran kita sekarang ini adalah..... sebagai ibu, maka kita akan menjadi ibu yang baik dan sempurna. Bukan sekedar ibu-ibuan ! Bukan sekedar bapak-bapakan, atau polisi-polisian, jaksa jaksaan...yang cuma judul-judulan saja ! Tetapi...........semua yang kita lakukan bukan hanya sekedarnya saja, tetapi segalanya demi amanah dan demi bhakti kita kepadaNya.
Bila kita dipercaya sebagai pejabat, maka kita akan melaksanakan tugas tsb dengan penuh dedikasi, bertanggung jawab, jujur dan mengemban amanah dengan teguh dan baik, segalanya dilaksanakan demi bhaktinya kepada Allah swt.
Menyatu dengan Allah SWT.
Semua agama mengajarkan bahwa Allah hanya bisa dihayati apabila kita telah mampu melampaui pikiran kita. No Mind ! Dirasakan secara nyata tanpa ilusi yang dibentuk oleh pikiran.
Selanjutnya di dalam keheningan yang Maha Agung, perlahan-lahan Tuhan pun akan menjadi suatu pengalaman cinta yang menggelora dan tak terkatakan.
Biarkanlah Allah perlahan-lahan menampakkan wujudNya sebagai Yang Maha Indah dalam diri kita. Pasrahkan saja diri kita kepadaNya !
Pintu-pintu akan terbuka dan kita akan melihat bahwa sesungguhnya jati diri kita senantiasa didalam kehadiran Illahi, dan selalu menyatu dengan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Inilah fitrah manusia yang sesungguhnya (pada awal kejadiannya).....manusia menyatu dengan Allah dan alam semesta.
Kata kunci untuk penyatuan diri dengan Allah swt adalah :
- Tahanut/Khusuk
- Dzikir/Ingat
- Pasrah
Bila penyatuan antara manusia dengan Sang Khalik ini terjadi, maka manusia akan mendapatkan rahmat berupa Kecerdasan Illahiah ( Divine Intelegence ). Kecerdasan inilah yang akan menjadikan manusia menjadi arif bijaksana, damai, toleransi, penuh pengampunan dan penuh cinta kasih.
Demikianlah, semoga renungan ini menjadi bekal kita semua untuk melakukan perenungan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya bagi kita semua. Amien Amien Ya Robalalamien.
Diri sejati atau fitrah kita sebagai manusia.
Manusia itu sebenarnya terdiri dari : Body, Mind & Soul.
Soul/Roh/Atma, yang terbentuk saat terjadinya konsepsi, adalah asal muasal manusia. diri sejati kita sebagai manusia, yang dibekali dengan segala kemampuan dan sifat keillahian, sehingga sampai-sampai manusia diberikan predikat sebagai :
- Sebagai mahluk yang dilahirkan sesuai dengan citra Tuhan.
- Sebagai Insan Kamil.
- Sebagai mahluk yang paling sempurna diantara mahluk ciptaan lainnya.
- Sebagai Khalifah.
Kita seharusnya menyadari dan mensyukuri dengan pemberian predikat2 tsb.
Kita terlahir sebagai khalifah, tentu artinya kita terlahir dengan membawa peran dan tugas (amanah) yang harus kita laksanakan selama hidup di dunia ini.
Agar peran sebagai khalifah dan amanah tsb dapat terlaksana dengan benar dan sempurna, maka Allah juga membekali setiap manusia dengan kemampuan, kecerdasan dan sifat2 keIllahian. Bekal karunia yang berupa kecerdasan spiritual inilah yang seharusnya kita gali dari dalam diri kita yang sejati.
Didalam kecerdasan spiritual tadi terkandung 4 kesadaran ( awareness ) :
- Kesadaran terhadap diri sendiri
- Kesadaran terhadap orang lain
- Kesadaran terhadap alam semesta
- Kesadaran terhadap Allah SWT.
Bila seseorang telah menemukan jati dirinya, berarti kesadarannya juga telah meluas dan dapat mewujudkannya dalam kepribadian serta segala tindakannya. Mereka dapat menyatu dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Mereka akan mengalami perubahan besar pada dirinya. Sebab mereka akan selalu menyadari bahwa apapun yang terjadi pada dirinya tidaklah terlepas dari makna pembelajaran kesadaran, agar tercapai peningkatan awareness dan spiritualitas kita. Kita harus belajar melalui banyak pendekatan yg berbeda, agar pemahaman dan kesadaran kita semakin sempurna.
Setiap tugas, pekerjaan, peran yang kita jalankan selalu menyimpan suatu rahasia hidup yang harus kita pelajari dan maknai dengan benar. Begitu pula kaitannya dengan peran dan tugas kekhalifahan kita, bilamana kita laksanakan dengan berbekal kecerdasan spiritual dan 4 kesadaran tadi, niscaya hidup ini akan terasa sangat mudah dan membahagiakan. Dan berkah ini tidak hanya kita sendiri yang merasakannya, namun banyak orang disekitar kita juga akan merasakan dan mendapatkan pencerahan serta manfaatnya.
Jadi bila kebetulan peran kita sekarang ini adalah..... sebagai ibu, maka kita akan menjadi ibu yang baik dan sempurna. Bukan sekedar ibu-ibuan ! Bukan sekedar bapak-bapakan, atau polisi-polisian, jaksa jaksaan...yang cuma judul-judulan saja ! Tetapi...........semua yang kita lakukan bukan hanya sekedarnya saja, tetapi segalanya demi amanah dan demi bhakti kita kepadaNya.
Bila kita dipercaya sebagai pejabat, maka kita akan melaksanakan tugas tsb dengan penuh dedikasi, bertanggung jawab, jujur dan mengemban amanah dengan teguh dan baik, segalanya dilaksanakan demi bhaktinya kepada Allah swt.
Menyatu dengan Allah SWT.
Semua agama mengajarkan bahwa Allah hanya bisa dihayati apabila kita telah mampu melampaui pikiran kita. No Mind ! Dirasakan secara nyata tanpa ilusi yang dibentuk oleh pikiran.
Selanjutnya di dalam keheningan yang Maha Agung, perlahan-lahan Tuhan pun akan menjadi suatu pengalaman cinta yang menggelora dan tak terkatakan.
Biarkanlah Allah perlahan-lahan menampakkan wujudNya sebagai Yang Maha Indah dalam diri kita. Pasrahkan saja diri kita kepadaNya !
Pintu-pintu akan terbuka dan kita akan melihat bahwa sesungguhnya jati diri kita senantiasa didalam kehadiran Illahi, dan selalu menyatu dengan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Inilah fitrah manusia yang sesungguhnya (pada awal kejadiannya).....manusia menyatu dengan Allah dan alam semesta.
Kata kunci untuk penyatuan diri dengan Allah swt adalah :
- Tahanut/Khusuk
- Dzikir/Ingat
- Pasrah
Bila penyatuan antara manusia dengan Sang Khalik ini terjadi, maka manusia akan mendapatkan rahmat berupa Kecerdasan Illahiah ( Divine Intelegence ). Kecerdasan inilah yang akan menjadikan manusia menjadi arif bijaksana, damai, toleransi, penuh pengampunan dan penuh cinta kasih.
Demikianlah, semoga renungan ini menjadi bekal kita semua untuk melakukan perenungan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya bagi kita semua. Amien Amien Ya Robalalamien.
Di sadur dari kompasiana
ConversionConversion EmoticonEmoticon